Skip to Content

Cara Praktis Menyusun Objectives and Key Results (OKR) untuk Pertumbuhan Bisnis Anda

Menentukan arah pertumbuhan bisnis tidak cukup dengan niat dan strategi yang disimpan dalam pikiran. Objectives and Key Results hadir sebagai kerangka kerja yang membantu Anda menetapkan tujuan dan mengukur kemajuan dengan cara yang lebih konkret.

Bagi Anda yang ingin membawa tim bergerak ke arah yang sama dan mendorong pertumbuhan bisnis, panduan ini akan membimbing Anda menyusun OKR yang efektif dan bisa langsung diterapkan.

Memahami Komponen Utama dalam OKR

Sebelum menulis OKR, penting untuk memahami struktur dasarnya. OKR terdiri dari tiga bagian penting yang saling melengkapi: Objective, Key Results, dan Initiatives. Objective menyatakan tujuannya, key results mengukur keberhasilannya, dan initiatives adalah tindakan pendukung yang dilakukan untuk mencapainya. 

1. Objective: Tujuan yang Ditetapkan dengan Fokus

Objective merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai oleh individu, tim, atau organisasi dalam jangka waktu tertentu. Tujuan ini sebaiknya jelas, terarah, dan dapat dicapai dengan usaha yang terukur. 

Untuk memastikan objective yang Anda tetapkan tepat sasaran, pastikan bahwa tujuan tersebut relevan dengan strategi perusahaan. Hal lain yang tak kalah penting, sebuah objective yang baik perlu menantang tim untuk tumbuh, tanpa mengabaikan ketercapaian. 

2. Key Results: Ukuran Keberhasilan yang Terdefinisi

Key results adalah indikator yang digunakan untuk menilai apakah sebuah objective telah tercapai. Peran key results sangat penting karena indikator ini membantu mengubah tujuan abstrak menjadi angka-angka yang bisa diukur dan dievaluasi. 

Contoh ukuran dalam key results bisa berupa peningkatan jumlah pelanggan, peningkatan pendapatan, atau penurunan churn rate. Angka-angka ini bukan asal tempel, tetapi harus dipilih berdasarkan relevansi dan keterkaitan langsung dengan objective. 

Langkah-Langkah Praktis Menyusun OKR

Menyusun OKR memerlukan pendekatan sistematis agar setiap elemen berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut panduan lengkap yang bisa Anda terapkan:

Langkah 1: Mulai dari Objective yang Menggerakkan

Rumus yang bisa Anda gunakan adalah: Kata kerja + dampak bisnis yang ingin dicapai

Ciri-ciri objective yang kuat:

  • Sederhana dan jelas: Hindari bahasa teknis yang hanya dipahami oleh sebagian orang dalam tim.
  • Mendorong semangat kerja: Gunakan kata-kata yang memberi energi dan menciptakan rasa memiliki.
  • Bisa dijalankan: Objective perlu menunjukkan aksi yang nyata, bukan sekadar harapan.
  • Ada batas waktunya: Tetapkan deadline agar upaya tetap terfokus dan tidak melebar.

Contoh objective yang tepat:

“Meningkatkan efisiensi penjualan di seluruh wilayah distribusi.”

Objective ini jelas, dapat dijalankan, dan terhubung langsung dengan dampak bisnis.

Contoh objective yang kurang efektif: 

“Meningkatkan MQL ke SQL melalui pendekatan DCT campaign.”

Kalimat ini mengandung jargon yang bisa membingungkan orang di luar divisi terkait, dan lebih tepat dijadikan sebagai key result.

Langkah 2: Buat Key Results yang Terukur dan Berdampak

Gunakan rumus: Kata kerja + metrik yang diukur + dari X ke Y

Ciri-ciri key results yang tepat sasaran:

  • Mengandung angka: Ukuran yang jelas membantu Anda memantau kemajuan secara objektif.
  • Bisa diukur: Pastikan datanya bisa diakses dan tervalidasi.
  • Berhubungan langsung dengan objective: Tidak semua angka cocok; pilihlah yang benar-benar menggambarkan pencapaian.
  • Jumlah yang ideal: 2 hingga 4 key results per objective cukup untuk membangun gambaran utuh. 

Contoh key results yang baik:

“Meningkatkan repeat order dari 15% ke 30% dalam 3 bulan.”

Contoh yang perlu dihindari:

“Mengadakan 10 meeting internal.”

Meeting bisa penting, tapi ini adalah aktivitas, bukan hasil.

Langkah 3: Bangun Keterkaitan Antara OKR Perusahaan, Tim, dan Individu

Setelah OKR di tingkat perusahaan ditetapkan, tim harus melihat bagaimana peran mereka bisa mendukung tujuan tersebut. Ini bukan proses turun langsung, melainkan proses menyelaraskan aspirasi organisasi dengan kontribusi masing-masing unit.

Ketika tim merasa bagian dari tujuan besar, mereka akan lebih terlibat dan lebih proaktif dalam merancang OKR-nya sendiri. 

Langkah 4: Buat Jadwal yang Konsisten dalam Penerapan OKR

OKR tidak hanya disusun di awal periode. Anda perlu membuat siklus kerja yang jelas agar implementasinya tetap terjaga.

  • Setiap kuartal: OKR sebaiknya dirumuskan dan dievaluasi setiap tiga bulan agar tetap relevan.
  • Cek mingguan: Lakukan review singkat setiap minggu. Lihat progres, diskusikan hambatan, dan jaga komitmen tim tetap tinggi. 
  • Refleksi tengah dan akhir periode: Gunakan sesi ini untuk evaluasi objektif. Apa yang berhasil? Apa yang perlu ditingkatkan?

Kesalahan yang Perlu Dihindari Saat Menyusun OKR

Meskipun konsep objectives and key results terlihat sederhana di atas kertas, penerapannya sering menemui tantangan di lapangan. Beberapa kesalahan umum yang bisa membuat OKR kehilangan fungsi di antaranya:

1. Terlalu Banyak Tujuan atau Key Results

Memuat terlalu banyak dalam satu waktu justru akan mengaburkan fokus. Batasi jumlahnya agar setiap OKR bisa dijalankan dengan perhatian penuh. 

2. Mengharapkan Perubahan Langsung Terlihat

Membangun sistem OKR yang berjalan dengan baik butuh waktu. Setiap organisasi punya kurva pembelajaran yang berbeda.

3. Memulai dengan Tujuan yang Terlalu Sulit

Tujuan yang terlalu tinggi bisa menurunkan semangat tim. Gunakan beberapa siklus pertama untuk membangun kepercayaan dan stabilitas. Setelah itu, baru arahkan ke target yang lebih menantang.

4. Menjadikan OKR sebagai Pengganti To-Do-List

OKR harus mendorong pertumbuhan dan perubahan, bukan menggantikan aktivitas rutin. Gunakan OKR untuk memfokuskan upaya pada hal-hal yang bisa mendorong kemajuan nyata. 

Menumbuhkan Bisnis Lewat OKR yang Terstruktur

OKR yang dirancang dengan benar tidak hanya membantu organisasi mencapai hasil lebih baik, tetapi juga menciptakan cara kerja yang kolaboratif, terfokus, dan progresif. Untuk menjalankan hal ini secara berkelanjutan, Anda membutuhkan lingkungan yang mendukung, serta pertukaran wawasan yang bisa memperluas sudut pandang. 

Itulah sebabnya, bergabung dalam komunitas profesional seperti Business Network International (BNI) Indonesia bisa memberikan nilai tambah. Di BNI, Anda tidak hanya memperluas jaringan, tetapi juga mendapat akses ke praktik nyata, diskusi berkualitas, dan peluang kolaborasi yang memperkuat daya saing bisnis Anda.

Jika Anda ingin berjejaring dengan para pemilik bisnis yang berpikiran maju dan terbiasa menyusun strategi yang solid seperti OKR, silakan kunjungi halaman Daftar Networking untuk menjadi bagian dari komunitas BNI hari ini.

FAQ

1. Apa itu Objectives and Key Results (OKR) dalam bisnis?

Objectives and Key Results (OKR) adalah kerangka kerja manajemen yang membantu tim menetapkan tujuan (objectives) dan mengukur keberhasilannya melalui hasil utama (key results). Metode ini digunakan untuk menyelaraskan tujuan perusahaan, tim, dan individu secara terukur dan terfokus.

2. Bagaimana cara menyusun OKR yang efektif untuk bisnis?

Untuk menyusun OKR yang efektif, mulai dengan menetapkan objective yang jelas, terarah, dan bermakna. Kemudian, tentukan 2–4 key results yang terukur, relevan, dan berfokus pada hasil akhir. Pastikan semua elemen tersebut selaras dengan prioritas bisnis dan disusun secara kolaboratif.

3. Apa perbedaan antara key results dan KPI?

Key results digunakan untuk mengukur kemajuan terhadap tujuan tertentu dalam periode waktu yang spesifik dan biasanya bersifat dinamis. Sementara KPI (Key Performance Indicator) adalah indikator performa tetap yang digunakan untuk memantau performa jangka panjang dalam area tertentu.

4. Berapa jumlah ideal objective dan key result dalam OKR?

Idealnya, setiap tim memiliki 3–5 objective dan masing-masing objective memiliki 2–4 key results. Jumlah ini membantu menjaga fokus, menghindari kompleksitas berlebihan, dan memudahkan proses monitoring setiap minggu atau kuartal.

5. Apa kesalahan umum dalam implementasi OKR?

Beberapa kesalahan umum meliputi menetapkan terlalu banyak objective, membuat key results yang tidak terukur, menyamakan OKR dengan daftar tugas harian, serta mengharapkan hasil instan. OKR memerlukan kedisiplinan, evaluasi berkala, dan adaptasi agar efektif.

Share this post
Tags
Sign in to leave a comment
Impulsive Decision vs Data-Driven Decision: Mana Cara Ambil Keputusan yang Lebih Baik?